Di sinilah aku berada di antara hiru pikuk keluarga yang tak pernah mendukungku keluar sebagai produk yang handal dalam bidang non akademik. Yah...Lebih sering suara cacian yang menerobos gendang telinga ini. mungkin juga salahku yang selalu tidur larut malam, bukan karena berkutat pada buku pelajaran, melainkan menghilangkan penat dengan cara menulis. Awalnya mereka (keluargaku) tidak mengetahui kebiasaanku ini. Hingga pada akhirnya aku lupa mengunci pintu kamarku yang biasanya rapat dan tertutup untuk siapapun. Mungkin hari sialku, yah seorang yang mereka sebut "Ibu" itu datang menjeput kedamaian. Lafal amarahnya pun masih terngiang di telinga ini. Terjadilah adu mulut antar manusia serumpun ini. yahh..perang mulut antara anak dan ibu yang berujung pada sedikit benturan fisik. Aku yang terperangkap dalam raga anak ini pun tak bisa berbuat suatu apapun. "aaa..iiitttuuu taadii..."sedikit terbata sang anak menjawat gusarnya amarah sang ibu (maaf saking kasarnya dialog sang ibu, kami harus menyensornya takutnya saya nanti di cekal LSI. hehehe). Tak lupa Ibu juga mengambil buku. yang kebetulan adalah buku yang sering digunakan penaku menuliskan bait rasaku. Merobeknya tanpa ampun , apakah tak kau dengar ibu anakmu ini mulai merengek seperti era umur 5 tahunan. Mencoba menyetorkan kata maaf pun takkan mengambalikan wajah full black buku itu. Disinilah sang ibu mulai terlihat puas, tiada peduli meninggalkan anaknya berkeringat air mata. Menghabiskan waktu mengenang dan mengingat maksut dan arti setiap bait yang tertera dalam parzel kertas yang kurangkai satu persatu agar mudah ku baca. Malam itu pun aku tertidur bersama mereka yang bertaburan mengotori sudut kamarku itu.


0 komentar:
Posting Komentar