Puisi Valentine From Bagus To Neva

Boyolali, 13 Februari 2011
 
Semilir angin menorobos langit kamarku. Aku yang terbaring manja tak dapat meluluhkan rasa kantuk. Namun sepertinya sang surya mulai marah padaku, karena melihatku yang masih bermanja-manja dengan selimut merahku. Cahayanya pun mulai meraba seisi kamarku. Akhirnya, aku harus menyerah pada alam dan aku harus bangun, inilah hari dimana aku harus sekolah.
Kata orang-orang sekarang hari Senin, 14 Februari 2011. Hari dimana aku harus bersandar dibawah tabir surya dan harus melihat si merah dan si putih yang dikerek hingga tinggi ke angkasa, yang sering disebut upacara bendera.
Bel sekolah mengumandangkan bahwa saat ini adalah jamnya olahraga. Seperti biasa kaum adam ganti didalam kelas, sedangkan kaum hawa ganti di ruang ganti / kamar mandi. Ketika kaum hawa sudah selesai dengan urusan ganti bajunya dan hendak membuka pitu kelas. "Aaaaaa..." jerit histeris saat mata bola mereka melihat para adam yang hanya berbalut onderdil bawah yang disebut celana dalam. itulah yang sering terjadi di kelas kami.
Disaat aku sedang memanjakan perutku. Namun, tanpa diduga species hawa datang menjemput kedamaian. Datang dengan beribu-ribu canda dan seutas senyum. Yang terkadang membuatku tertawa di atas candanya. Ia lah Charneva Umi Rahmawati gadis yang sudah menemaniku 2,5 tahun. Bel pertanda berakhirnya jam istirahat berdengang ditelinga kedua species yang sedang meradu canda dan tawa.
Bel sekolah mengumandangkan saat-saat yang indah yaitu pertanda pulang. Yang tadinya loyo bisa bersemangat kembali usai mendengarnya. Namun aku masih berdiam diri, mengumpulkan beberapa keberanian untuk menyerahkan tulisan-tulisan bodoh yang kutulis kemarin pada Neva. Konsentrasiku pun buyar ketika mengetahui Neva sudah ada disampingku. Keringat dinginpun mulai berkucuran tajam di sekujur tubuhku. Ketika semua keberanian sudah memuncah di ubun-ubun. "ssst....dibaca dirumah aja ya..." bisikku padanya usai menyerahkan kertas yang ku pegang........

Setiap kali berdua denganmu
Setiap waktu berada disisimu
Melewati semua rentang waktu
Dengan segala ujian-Nya
Kau mengajariku tetap santun
Kau meneladaniku tetap menyapa
Kau tetap mengajakku tersenyum
Ternyata....
Ada selusin tanya yang berupa prasangka
Ada sebungkus sinis yang terungkap
Ada segores egoisme yang bertahta
Hingga.....
Aku tidak tahu apa yang kurasa
Menghentikan sisi arogan yang melekat
Membuatnya dekat dan menyapa

2 komentar:

Obat herbal hepatitis B 25 Juli 2014 pukul 15.16  


Senang rasanya bisa berkunjung ke website anda" mudah-mudahan
infonya bermanfaat Terimakasih sudah berbagi

Unknown 2 Oktober 2015 pukul 16.00  

puisi valentinnya bagus kak,
nice

* xD wkwk

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Keluarga Bahagia

Keluarga Bahagia
Blogger Widgets

QuotE

Tenang saja apapun masalah pasti berlalu, senyum saja dan nyalakan musikmu
@PEPATAHKUT

Me

Seorang yang terlahir setengah mateng. dengan kaca mata full face, yang suka banget tidur berlama-lama usai terjaga berlama-lama.

Popular Posts