Sebuah Kisah Sebuah Cerita (1)


Aku adalah seorang pelajar di salah satu Sekolah Menengah Akhir milik pemerintah. Aku memiliki seorang yang kudapati sebagai kekasih hatiku. Namun kami tidak diberkahi menjalin pendidikan pada satu wadah SMA yang sejenis, yaa kami berbeda sekolah. Kekasihku adalah seorang yang sangat cantik menurut penglihatanku, seorang yang selalu membuatku berdebar entah hanya karena memandangi indahnya. Beginilah kisahku...

Pada suatu pagi di bulan Desember hujan turun merintih diatas bumi, yahh sekedar membuat hawa disekililing terasa begitu dingin. Disana ku pacu sepeda motor pabrikan honda sekencang dia dapat berlari. Selang beberapa menit kemudian, kusampai pada sebuah rumah dengan torehan warna hijau menghiasinya. Itulah rumah pak Broto (nama seorang ayah yang sudah merintis seorang anak perempuan nan cantik  bernama Rosa). Tak seberapa lama kemudian seorang wanita keluar dari bilik pintu itu, serang dengan dandanan putih abu-abu dengan tas serempang bercorak warna pink bergelantungan dipundaknya. Dinaikinya sepeda motor yang sudah sedari tadi mejeng di depan beranda rumahnya, lengkap dengan diriku disana. “sayang.. berangkat sekarang yuk, udah telat nih. Suara dengan sedikit nada menanjak itu menyadarkanku untuk segera melayangkannya menuju sekolah. Namun hari ini sungguh tak seperti biasa, Dia melupakan sebuah mantra yang biasa  terucap “makasih ya sayang..hati-hati dijalan lho..”. namun ku menghela nafas panjang dan mencoba menetralisir emosionalku, mungkin dia sedang menjadi buronan sang waktu. Namun perkara saat itu tak bisa kupinggirkan, hingga tiba saat hengkangnya jam pelajaran sekolah tak juga kudapati perkara itu usai pada pikiranku. “sayang jemput aku dong..cepet ya keburu panas nih..” begitulah isi pesan singkat dari kontak yang ku beri nama honey. Aku selalu menepikkan ajakan temanku untuk sekedar bercanda ria usai sekolah yang mereka sebut dengan istilah nongkrong, bukanya karena aku tak ingin melahap waktu bersama mereka yang mengaku sebagai temanku, namun kekasihku menunggu untuk kuantarkan menuju hunian kecil miliknya. Begitulah keseharianku sebelum dan sesudah sekolah. Sebagai tukang ojek dengan tiada mendapat gambar pahlawan berlebel rupiah yang dikenal dengan istilah uang.
Ketika langit bergayut berubah warna menjadi gelap. aku harus berjumpa dan menuntaskan pekerjaan rumah yang dialamatkan kepadaku dari seorang guru disekolah. Pekerjaan yang menyita banyak waktu hingga tak sadarkan diriku, bahwa jarum jam telah beranjak saling mengejar hingga tepat menunjukkan pukul 01:22. Sebuah situasi yang membuat kantuk menjarah pelupuk mata, dan menewaskan kegiatanku malam itu. Ketika sang pagi mulai menjamah waktu ku mulai rutinitasku menjemput Rosa. Hari ini dia terlihat tidak begitu senang menyambut hadirku “kemarin kemana aja sih!udah lupa sama aku ya! Aku ini pacarmu An!” nada yang menerobos gendang telingaku benar-benar membuatku merasa bersalah, aku lupa memberitakan bahwa kemarin aku memiliki banyak PR. Ketika ku coba menjelaskannya pada Rosa, tak urung membuatnya angkat bicara. Hingga tiba dipelataran sekolahnya, dia pun beranjak pergi tanpa mengatak suatu apapun padaku.


Sepulang sekolah seperti biasa aku dan sepedamotorku stay on beranda sekolahnya. Kutatap layar ponselku berulangkali menunggu pesan singkatku menemui balasan, namun hasilnya nihil. Hingga kudapati seorang pria yang ntah siapa namanya sedang berjalanan mesra saling bergandengan tangan dengan Rosa. Tanpa pikir panjang kudaratkan kepalan tanganku tepat menuju wajahnya. Tak terima dibalasnya kepalan tinjuku dengan sodoran kedua tangannya mendorongku terperosok jatuh. “aaaa..udah An kamu itu ngapain sih kesini, nggak tau diri banget sih!” pekik Rosa yang menyadarkan ku akan kebrutalanku tadi. Merekapun meninggalkanku begitu saja dan si lelaki itu memelototiku, seolah menantang pada peraduan gladiator dengan ku. Bagaimana bisa aku berdiam diri melihat kekasihku berjalan mesra dengan lelaki lainya. Aku pun pulang dengan perasaan yang tak menentu, hingga aku tak menaruh perhatian pada rambu-rambu yang mempesona dijalanan. Dan tabrakan itupun terjadi, yaaahh salahku yang mengelak dari hentian lampu merah dan tibalah ditengah persimpangan sebuah mobil sedang melaju dan menabrakku, hingga tak sadarkan aku telah berada dirumah sakit lengkap dengan keluargaku disana, dan ibu yang menangis disampingku. Selang beberapa hari aku kedatangan teman-temanku menjenguk dan tak lupa membawakan bungkusan buah yang terkesan segar. Aku merasa sangat bodoh, aku memiliki teman-teman yang sangat peduli denganku, namun aku selalu memilih melahap waktuku bersamaan dengan Rosa yang hanya memanfaatkan ketulusan hatiku.

Kisah komplikasi dari seorang teman mantan penghuni RS, yang udah sembuh dari penyakit galau. hahaha

Diberdayakan oleh Blogger.

Keluarga Bahagia

Keluarga Bahagia
Blogger Widgets

QuotE

Tenang saja apapun masalah pasti berlalu, senyum saja dan nyalakan musikmu
@PEPATAHKUT

Me

Seorang yang terlahir setengah mateng. dengan kaca mata full face, yang suka banget tidur berlama-lama usai terjaga berlama-lama.

Popular Posts