Aku adalah seorang pelajar di
salah satu Sekolah Menengah Akhir milik pemerintah. Aku memiliki seorang yang
kudapati sebagai kekasih hatiku. Namun kami tidak diberkahi menjalin pendidikan
pada satu wadah SMA yang sejenis, yaa kami berbeda sekolah. Kekasihku adalah
seorang yang sangat cantik menurut penglihatanku, seorang yang selalu membuatku
berdebar entah hanya karena memandangi indahnya. Beginilah kisahku...
Pada suatu pagi di bulan Desember
hujan turun merintih diatas bumi, yahh sekedar membuat hawa disekililing terasa
begitu dingin. Disana ku pacu sepeda motor pabrikan honda sekencang dia dapat berlari.
Selang beberapa menit kemudian, kusampai pada sebuah rumah dengan torehan warna
hijau menghiasinya. Itulah rumah pak Broto (nama seorang ayah yang sudah
merintis seorang anak perempuan nan cantik bernama Rosa). Tak seberapa lama kemudian
seorang wanita keluar dari bilik pintu itu, serang dengan dandanan putih
abu-abu dengan tas serempang bercorak warna pink bergelantungan dipundaknya. Dinaikinya
sepeda motor yang sudah sedari tadi mejeng di depan beranda rumahnya, lengkap
dengan diriku disana. “sayang.. berangkat
sekarang yuk, udah telat nih.” Suara
dengan sedikit nada menanjak itu menyadarkanku untuk segera melayangkannya
menuju sekolah. Namun hari ini sungguh tak seperti biasa, Dia melupakan sebuah mantra
yang biasa terucap “makasih ya sayang..hati-hati dijalan lho..”. namun ku menghela
nafas panjang dan mencoba menetralisir emosionalku, mungkin dia sedang menjadi
buronan sang waktu. Namun perkara saat itu tak bisa kupinggirkan, hingga tiba
saat hengkangnya jam pelajaran sekolah tak juga kudapati perkara itu usai pada
pikiranku. “sayang jemput aku dong..cepet
ya keburu panas nih..” begitulah isi pesan singkat dari kontak yang ku beri
nama honey. Aku selalu menepikkan ajakan temanku untuk sekedar bercanda ria
usai sekolah yang mereka sebut dengan istilah nongkrong, bukanya karena aku tak ingin melahap waktu bersama
mereka yang mengaku sebagai temanku, namun kekasihku menunggu untuk kuantarkan
menuju hunian kecil miliknya. Begitulah keseharianku sebelum dan sesudah
sekolah. Sebagai tukang ojek dengan tiada mendapat gambar pahlawan berlebel
rupiah yang dikenal dengan istilah uang.
Ketika langit bergayut berubah
warna menjadi gelap. aku harus berjumpa dan menuntaskan pekerjaan rumah yang
dialamatkan kepadaku dari seorang guru disekolah. Pekerjaan yang menyita banyak
waktu hingga tak sadarkan diriku, bahwa jarum jam telah beranjak saling
mengejar hingga tepat menunjukkan pukul 01:22. Sebuah situasi yang membuat kantuk
menjarah pelupuk mata, dan menewaskan kegiatanku malam itu. Ketika sang pagi
mulai menjamah waktu ku mulai rutinitasku menjemput Rosa. Hari ini dia terlihat
tidak begitu senang menyambut hadirku “kemarin
kemana aja sih!udah lupa sama aku ya! Aku ini pacarmu An!” nada yang menerobos gendang telingaku
benar-benar membuatku merasa bersalah, aku lupa memberitakan bahwa kemarin aku
memiliki banyak PR. Ketika ku coba menjelaskannya pada Rosa, tak urung
membuatnya angkat bicara. Hingga tiba dipelataran sekolahnya, dia pun beranjak
pergi tanpa mengatak suatu apapun padaku.
Sepulang sekolah
seperti biasa aku dan sepedamotorku stay on beranda sekolahnya. Kutatap layar
ponselku berulangkali menunggu pesan singkatku menemui balasan, namun hasilnya
nihil. Hingga kudapati seorang pria yang ntah siapa namanya sedang berjalanan
mesra saling bergandengan tangan dengan Rosa. Tanpa pikir panjang kudaratkan
kepalan tanganku tepat menuju wajahnya. Tak terima dibalasnya kepalan tinjuku
dengan sodoran kedua tangannya mendorongku terperosok jatuh. “aaaa..udah An kamu itu ngapain sih kesini,
nggak tau diri banget sih!” pekik Rosa yang menyadarkan ku akan
kebrutalanku tadi. Merekapun meninggalkanku begitu saja dan si lelaki itu
memelototiku, seolah menantang pada peraduan gladiator dengan ku. Bagaimana
bisa aku berdiam diri melihat kekasihku berjalan mesra dengan lelaki lainya. Aku
pun pulang dengan perasaan yang tak menentu, hingga aku tak menaruh perhatian
pada rambu-rambu yang mempesona dijalanan. Dan tabrakan itupun terjadi, yaaahh
salahku yang mengelak dari hentian lampu merah dan tibalah ditengah
persimpangan sebuah mobil sedang melaju dan menabrakku, hingga tak sadarkan aku
telah berada dirumah sakit lengkap dengan keluargaku disana, dan ibu yang
menangis disampingku. Selang beberapa hari aku kedatangan teman-temanku menjenguk
dan tak lupa membawakan bungkusan buah yang terkesan segar. Aku merasa sangat
bodoh, aku memiliki teman-teman yang sangat peduli denganku, namun aku selalu
memilih melahap waktuku bersamaan dengan Rosa yang hanya memanfaatkan ketulusan
hatiku.
Kisah komplikasi dari seorang teman mantan penghuni RS, yang udah sembuh dari penyakit galau. hahaha
Kisah komplikasi dari seorang teman mantan penghuni RS, yang udah sembuh dari penyakit galau. hahaha

0 komentar:
Posting Komentar