Disuatu pagi yang cerah telah ditemukan seorang pemuda kece yang sedang terkapar di atas kasur dan menguarkan bunyi-bunyian yang terdengar seperti suara orang mendengkur....Krriiinnggg..suara si alan yang menuai kontroversi antara
start melek or stay merem.?? Dengan mata yang bangun seadanya ku coba menjamah
pandanganku lebih luas, oya tidak lupa men delete iler yang menjarah bibirku
semalam. Menuruti langkah kaki menuju kamar mandi sekedar menggosok-gosok muka
dengan air yang sensasi dinginnya bikin bbbrrrr serta merta mengelap gigi
dengan sikat yang dilumuri pasta biar bisa berlaga layaknya model senyum
pepsoden hiiii... Membalut kaki dengan kaos kaki yang baunya nggak karu-karuan
huueeeekk plus sepatu aroma mematikan. Menelusuri jalan Pandanaran Boyolali
yang biasa mereka sebut dengan jogging, tak
lupa headset bergelantungan ria di telinga siarkan tembang-tembang yahuut masa
kini. Setelah kurasa cukup dengan aroma kringat yang baunya aduhai menyodok
hidung, ku arahkan langkah menuju istana kecil yang kusebut rumah. Weettsss belum
sempat kaki-kaki kurus ini menginjak beranda rumah ku temui pandangan yang
bembuat perutku bergeming. “BUBUR BU IS” sebuah logo yang membuat cacing-cacing
di perut menggelar aksi demo besar-besaran. Merogoh kocek yang tersisa hanyalah
logam putih berlebel bunga melati, yang menyurutkan aspirasi perut keroncongan
saya. Yasudahlah... lanjut melancong menuju dapur yang penuh sesak bau
rempah-rempah, segera saya lakukan pencarian untuk target operasi. Terkadang harapan
tak khayal jadi kenyataan tiada nasi ataupun mie instant, namun setidaknya
sedikit asa terobati oleh roti yang bersemayam dibalik lemari. Ternyata roti
tersebut terindentifikasi sebagai roti kakanda dirumah. Namun karena tuntutan
perut yang sudah di sahkan oleh pak hakim cacing membuat saya melakukan
pencurian. Hamdallah hasil curian pun setidaknya bisa menyilent bunyi perut
saya..hahaha..

0 komentar:
Posting Komentar